Kamis, 24 Juni 2010

Cerita nyata dari Italy

--STORY FROM ITALY

Di balik cerita Pedonor sumsum tulang belakang dan pelaku pemerkosaan. Di
suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang yang istimewa 17 Mei
1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli (nama kota, tak tahu aku bener engga
nulisnya), seorang wanita kulit putih diperkosa oleh seorang kulit hitam.
Tak lama kemudian, sang wanita melahirkan seorang bayi perempuan berkulit
hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja menanggung tanggung jawab untuk
memelihara anak ini. Sayangnya,sang bayi kini menderita leukemia (kanker
darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang segera.

Ayah kandungnya merupakan satu-satunya penyambung harapan hidupnya.
Berharap agar pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini, bersedia
menghubungi Dr. Adely di RS Elisabeth. Berita pencarian orang ini membuat
seluruh masyarakat gempar. Setiap orang membicarakannya. Masalahnya adalah
apakah orang hitam ini berani muncul. Padahal jelas ia akan menghadapi
kesulitan besar, Jika ia berani muncul, ia akan menghadapi masalah hukum,
dan ada kemungkinan merusak kehidupan rumah tangganya sendiri. Jika ia
tetap bersikeras untuk diam, ia sekali lagi membuat dosa yang tak
terampuni. Kisah ini akan berakhir bagaimanakah? Seorang anak perempuan
yang menderita leukimia ternyata menyimpan suatu kisah yang memalukan di
suatu perkampungan Itali. Martha, 35 thn, adalah wanita yang menjadi
pembicaraan semua orang.

Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi diantara kedua
anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini menarik
perhatian setiap orang di sekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya
tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan
kakeknya berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti
ini. Musim gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami
demam tinggi. Terakhir, Dr. Adely memvonis Monika menderita leukimia.
Harapan satu-satunya hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang
paling cocok untuknya. Dokter menjelaskan lebih lanjut. Di antara mereka
yang ada hubungan darah dengan Monika merupakan cara yang paling mudah
untuk menemukan pedonor tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian
berkumpul untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani
pemeriksaan. Hasilnya tak satupun yang cocok. Dokter memberitahu mereka,
dalam kasus seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah kecil
kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu carayang paling manjur, yaitu
Martha dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah
anak untuk Monika. Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan
berkata tanpa suara: "Tuhan.. kenapa menjadi begini?" Ia menatap suaminya,
sinar matanya dipenuhi ketakutan dan putus asa. Peterson mengerutkan
keningnya berpikir. Dr. Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini
banyak orang yang menggunakan cara ini untuk menolong nyawa para penderita
leukimia, lagi pula cara ini terhadap bayi yang baru dilahirkan sama sekali
tak ada pengaruhnya. Hal ini hanya didengarkan oleh pasangan suami istri
tersebut, dan termenung begitu lama. Terakhir mereka hanya berkata, Biarkan
kami memikirkannya kembali.

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang
kerjanya terbuka, pasangan suami-istri tersebut. Martha menggigit bibirnya
keras, suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada
dokter. Kami ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi harap Anda
berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami
suami-istri selama beberapa tahun. Dr. Adely menganggukkan kepalanya. Lalu
mereka menceritakan Itu adalah 10 tahun lalu, di mana Martha ketika pulang
kerja telah diperkosa seorang remaja berkulit hitam. Saat Martha sadar,
dan pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1
malam. Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang hitam itu
untuk membuat perhitungan. Tapi telah tak ada bayangan orang satupun. Malam
itu kami hanya dapat memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan.
Sepertinya seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan
kembali . Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa
sangat ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik orang
hitam tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih
mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi
kami. Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa bulan. Maret 1993, Martha
melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi mendengar
suara tangisnya, kami sungguh tak tega. Terlebih lagi bagaimanapun Martha
telah mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa. Aku dan Martha
merupakan warga Kristen yang taat, pada akhirnya kami memutuskan untuk
memeliharanya, dan memberinya nama Monika.

Mata Dr. Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya ia memahami kenapa
bagi kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal yang
sangat mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukka n kepala
berkata Memang jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan
sulit untuk mendapatkan donor yang cocok untuk Monika. Beberapa lama
kemudian, ia memandang Martha dan berkata Kelihatannya, kalian harus
mencari ayah kandung Monika. Barangkali sumsum tulangnya cocok untuk
Monika.Tetapi, apakah kalian bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam
kehidupan kalian? Martha berkata : "Demi anak, aku bersedia berlapang dada
memaafkannya. Bila ia bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan
memperkarakannya. " Dr. Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu.
Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya
memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama
samaran. November 2002, di koran Wayeli termuat berita pencarian ini,
seperti yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku
pemerkosaan waktu itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa
seorang anak perempuan penderita leukimia! Begitu berita ini keluar,
tanggapan masyarakat begitu menggemparkan. Kotak surat dan telepon Dr.
Adely bagaikan meledak saja, kebanjiran surat masuk dan telepon,
orang-orang terus bertanya siapakah wanita ini Mereka ingin bertemu
dengannya, berharap dapat memberikan bantuan padanya. Tetapi Martha menolak
semua perhatian mereka, ia tak ingin mengungkapkan identitas sebenarnya,
lebih tak ingin lagi identitas Monika sebagai anak hasil pemerkosaan
terungkap.

Seluruh media penuh dengan diskusi tentang bagaimana cerita ini berakhir.
(suratkabar Roma) Komentar dengan topik: Orang hitam itu akan munculkah ?
Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita
sekarang menilainya Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk
menghakiminya Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa lalunya,
ataukah ia harus menerima pujian karena keberaniannya hari ini?

Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese, memporakporandakan
perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30 tahun. Ia seorang
kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, ia memiliki lembaran
terlegam merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. Ia adalah sang
peran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka, Ajili yang sangat
kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan. Dikarenakan
orang tuanya telah meninggal sejak ia masih muda, ia yang tak pernah
mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang begitu
pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat demi
mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya,
bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikann ya. Tak
peduli segiat apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya. 17 Mei 1992,
merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang kerja lebih awal
merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah kesibukan ia
memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk
menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos, lalu
berlari keluar meninggalkan restoran. Ditengah kemarahannya ia bertekad
untuk membalas dendam pada si kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada
seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk membalaskan
dendamnya akibat pendiskriminasian, ia pun memperkosa sang wanita yang tak
berdosa ini.

Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan. Malam itu juga
Ia menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese,
meninggalkan kota ini. Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya. Ajili
mendapatkan pekerjaan dengan lancar di restoran milik orang Amerika. Kedua
pasangan Amerika ini sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya
dengan anak perempuan merka, Lina, dan pada akhirnya juga mempercayainya
untuk mengelola toko mereka. Beberapa tahun ini, ia yang begitu tangkas,
tak hanya memajukan bisnis toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak
yang lucu. Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili
merupakan bos yang baik, suami yang baik, ayah yang baik. Tapi hati
nuraninya tetap membuatnya tak melupakan dosa yang pernah diperbuatnya.

Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita
yang pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram. Tapi
ia menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi hari
itu, Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus mempertimbangkan
kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah
membayangkan bahwa wanita malangitu mengandung anaknya, bahkan menanggung
tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah
miliknya.

Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi no.telepon Dr. Adely.
Tapi setiap kali, belum sempat menekan habis tombol telepon, ia telah
menutupnya kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia mengakui
semuanya, setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini,
anak-anaknya tak akan lagi mencintainya, ia akan kehilangan keluarganya
yang bahagia dan istrinya yang cantik. Juga akan kehilangan penghormatan
masyarakat di sekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja
kerasnya bertahun-tahun. Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga
mendiskusikan kasus Martha. Sang istri, Lina berkata: "Aku sangat mengagumi
Martha. Bila aku di posisinya, aku tak akan memiliki keberanian untuk
memelihara anak hasil perkosaan hingga dewasa. Aku lebih mengagumi lagi
suami Martha, ia sungguh pria yang patut dihormati, tak disangka ia dapat
menerima anak yang demikian". Ajili termenung mendengarkan pendapat
istrinya, dan tiba-tiba mengajukan pertanyaan: Kalau begitu, bagaimana kau
memandang pelaku pemerkosaan itu? Sedikitpun aku tak akan memaafkannya! !!
Waktu itu ia sudah membuat kesalahan, kali ini juga hanya dapat meringkuk
menyelingkupi dirinya sendiri, ia benar-benar begitu rendah, begitu egois,
begitu pengecut! Ia benar-benar seorang pengecut! Demikian istrinya
menjawab dengan dipenuhi api kemarahan. Ajili mendengarkan saja, tak berani
mengatakan kenyataan pada istrinya. Malam itu, anaknya yang baru berusia 5
tahun begitu rewel tak bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili
kehilangan kesabaran dan menamparnya. Sang anak sambil menangis berkata:
"Kau ayah yang jahat, aku tak mau peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau
menjadi ayahku". Hati Ajili bagai terpukul keras mendengarnya, ia pun
memeluk erat-erat sang anak dan berkata: "Maaf, Ayah tak akan memukulmu
lagi. Ayah yang salah, maafkan Ayah ya".

Sampai sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak terkejut dibuatnya,
dan buru-buru berkata padanya untuk menenangkan ayahnya: "Baiklah,
kumaafkan. Guru TK ku bilang, anak yang baik adalah anak yang mau
memperbaiki kesalahannya. " Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa
dirinya bagaikan terbakar dalam neraka. Di matanya selalu terbayang
kejadian malam berhujan deras itu, dan bayangan sang wanita. Ia sepertinya
dapat mendengarkan jerit tangis wanita itu. Tak henti-hentinya ia bertanya
pada dirinya sendiri: "Aku ini sebenarnya orang baik, atau orang jahat?"
Mendengar bunyi napas istrinya yang teratur, ia pun kehilangan seluruh
keberaniannya untuk berdiri. Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya.
Istrinya mulai merasakan adanya ketidakberesan pada dirinya, memberikan
perhatian padanya dengan menanyakan apakah ada masalah Dan ia mencari
alasan tak enak badan untuk meloloskan dirinya. Pagi hari di jam kerja,
sang karyawan menyapanya ramah: "Selamat pagi, manager!" Mendengar itu,
wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi, dalam hati dipenuhi perasaan tak
menentu dan rasa malu. Ia merasa dirinya hampir menjadi gila saja rasanya.

Setelah berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak dapat lagi terus
diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang: "Aku ingin mengetahui keadaan anak malang
itu." Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.Adely
menambahkan kalimat terakhirnya berkata :"Entah apa ia dapat menunggu hari
kemunculan ayah kandungnya." Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili yang
paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir keluar,
bagaimanapun anak itu juga merupakan darah dagingnya sendiri! Ia pun
membulatkan tekad untuk menolong Monika. Ia telah melakukan kesalahan
sekali, tak boleh kembali membiarkan dirinya meneruskan kesalahan ini.
Malam hari itu juga, ia pun mengobarkan keberaniannya sendiri untuk
memberitahu sang istri tentang segala rahasianya. Terakhir ia berkata:
"Sangatlah mungkin bahwa aku adalah ayah Monika Aku harus menyelamatkannya
Lina sangat terkejut, marah dan terluka, mendengar semuanya, ia berteriak
marah: "Kau PEMBOHONG !" Malam itu juga ia membawa ketiga anak mereka, dan
lari pulang ke rumah ayah ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang
kisah Ajili, kemarahan kedua suami-istri tersebut dengan segera mereda.
Mereka adalah dua orang tua yang penuh pengalaman hidup, mereka
menasehatinya: "Memang benar, kita patut marah terhadap segala tingkah laku
Ajili di masa lalu. Tapi pernahkah kamu memikirkan, ia dapat mengulurkan
dirinya untuk muncul, perlu berapa banyak keberanian besar. Hal ini
membuktikan bahwa hati nuraninya belum sepenuhnya terkubur. Apakah kau
mengharapkan seorang suami yang pernah melakukan kesalahan tapi kini
bersedia memperbaiki dirinya Ataukah seornag suami yang selamanya menyimpan
kebusukan ini di dalamnya?" Mendengar ini Lina terpekur beberapa lama.
Pagi-pagi di hari kedua, ia langsung kembali ke sisi Ajili, menatap mata
sang suami yang dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata :
"Ajili, pergilah menemui Dr. Adely! Aku akan menemanimu!"

3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.
8 Februari, pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan
DNA Ajili. Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika. Ketika Martha
mengetahui bahwa orang hitam pemerkosanya itu pada akhirnya berani
memunculkan dirinya, ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh tahun
ini ia terus memendam dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat ini ia
hanya dipenuhi perasaan terharu. Segalanya berlangsung dalam keheningan.
Demi untuk melindungi pasangan Ajili dan pasangan Martha, pihak RS tidak
mengungkapkan dengan jelas identitas mereka semua pada media, dan juga tak
bersedia mengungkapkan keadaan sebenarnya, mereka hanya memberitahu media
bahwa ayah kandung Monika telah ditemukan.

Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka terus-menerus
menelepon, menulis surat pada Dr. Adely, memohon untuk dapat menyampaikan
kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan mereka
padanya. Mereka berpendapat: "Barangkali ia pernah melakukan tindak pidana,
namun saat ini ia seorang pahlawan!" 10 Februari, kedua pasangan Martha
dan suami memohon untuk dapat bertemu muka langsung dengan Ajili. Awalnya
Ajili tak berani untuk menemui mereka, namun pada permohonan ketiga Martha,
iapun menyetujui hal ini. 18 Februari, dalam ruang tertutup dan
dirahasiakan di RS, Martha bertemu langsung dengan Ajili.

Tempered glass - Gadget store 081973412628

Posted via email from cienhua's posterous

Tidak ada komentar:

Posting Komentar