Kamis, 01 Juli 2010

Renungan

Ah... nasib... nasib... 
kenapa nasibku begini??? 
kenapa nasibku susah sekali.... 


berapa sering kalian mendengar kata2 itu? 
berapa banyak yang sering meratapi nasibnya yang jelek dan memandang orang lain begitu sukses??? 


apakah orang2 itu salah? 
tidak juga... mereka menjadi korban.
tapi korban dari pemikiran mereka sendiri... 
mereka tidak sadar hal itu. 


Ada sebuah cerita... 
seorang ibu menyayangi anaknya. sampai-sampai saat anaknya itu meninggal dia menitipkan sejumlah uang tiap harinya kepada penjaga makam untuk dibelikan bunga kesukaan anaknya dan meminta sang penjaga makam menaruhnya di makam. 


suatu hari ibu itu mendatangi penjaga makam itu dalam keadaan sekarat. ia ingin berterima kasih kepada sang penjaga makam karena telah melakukan semua itu. tapi ternyata sang penjaga makam malah meminta maaf. karena uang yang selama ini diberikannya dibelikan bunga tapi bunga itu diberikan kepada orang2 sakit dan jompo. sang ibu sangat marah dan segera pergi. 


seminggu kemudian, sang ibu kembali lagi dan menemui si penjaga makam (yang sejak saat itu tidak pernah menerima kiriman uang lagi). sang ibu berterima kasih karena diberikan sebuah pelajaran olehnya. Jangan sekali-kali meratapi kesedihan yang sudah terjadi dalam hidup tapi berbagi dengan sesama... jauh lebih berharga. jadi selama seminggu itu sang ibu membelikan bunga dan memberikannya kepada orang jompo. sungguh kebahagiaan bagi sang ibu melihat para jompo itu bahagia. Kebahagiaannya itu ternyata menyembuhkannya dari penyakit yang dianggap mematikan namun misterius itu. 

----------------
fokus pada kesengsaraan membuatnya menderita karena dia hanya mengingat putrinya... padahal di dunia ini sangat banyak yang dapat dia lakukan. 


Memang ibu dalam cerita itu memiliki kemampuan dalam hal keuangan. tapi bukan berarti kita yang meratapi nasib karena kekurangan tidak dapat melakukan apa yang dilakukannya kan? 


melihatlah orang-orang di bawah kita... 
jangan hanya memandang orang di atas kita saja. 
bentuk iman bahwa ada yang lebih menderita di luar sana daripada kita. kita harus bersyukur dan berbagi dengan sesama. jangan terfokus pada meratapi nasib yang tidak seperti harapan. 
tapi... lihatlah orang di sekitar ... berbagi dengan mereka... dengan sebuah senyuman. dengan sebuah cerita indah... dengan sebuah telinga (baca: mendengarkan)... tindakan2 yang tidak membutuhkan biaya besar. 
lihat juga keberhasilan orang lain di sana... yang lebih daripada kita untuk melihat cara kerja mereka... bagaimana mereka berhasil dan bagaimana kita dapat menjadikannya keberhasilan diri kita. 


Jangan hanya bernyanyi:
"BEGINI NASIB...." 


Tempered glass - Gadget store 0811642628

Posted via email from cienhua's posterous

Tidak ada komentar:

Posting Komentar